Proposisi adalah
pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan
kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat
atau term-term yang membentuk kalimat. Kalimat tanya,kalimat perintah, kalimat
harapan , dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi . Hanya kalimat
berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu
dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang
netral.
Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat-kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir disebut proposisi. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahannya yang terkandung didalamnya.
Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat-kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir disebut proposisi. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahannya yang terkandung didalamnya.
Sebagai contoh:
Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
Semua gajah telah punah tahun 1980.
Kedua kalimat tersebut merupakan proposisi, kalimat
yang pertama dapat dibuktikan kebenarannya, dan kalimat kedua ditolak karena
fakta-fakta yang ada menentang kebenarannya. Namun, kedua kalimat tersebut tetap merupakan
proposisi.Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah
proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena
hanya kalimat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya.
Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan (desideratif) tidak
pernah mengandung proposisi.
Proposisi dapat dibedakan berdasarkan Jenis dan Kriteria. Berdasarkan jenis
dibedakan dengan lingkaran yang disebut lingkaran Euler.
1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat. Semua S adalah semua P
contoh : Semua sehat adalah semua tidak sakit.
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi
bagian dari perangkat predikat. Semua S adalah P
contoh : Semua sepeda beroda.
Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari peringkat subjek. Sebagian S adalah P
contoh : Sebagian binatang adalah kera
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi. Tidak satu pun S adalah P
contoh : Tidak seorang pun manusia adalah binatang
4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Sebagian S tidaklah P
contoh : Sebagian kaca tidaklah bening
1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat. Semua S adalah semua P
contoh : Semua sehat adalah semua tidak sakit.
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi
bagian dari perangkat predikat. Semua S adalah P
contoh : Semua sepeda beroda.
Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari peringkat subjek. Sebagian S adalah P
contoh : Sebagian binatang adalah kera
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi. Tidak satu pun S adalah P
contoh : Tidak seorang pun manusia adalah binatang
4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Sebagian S tidaklah P
contoh : Sebagian kaca tidaklah bening
Jenis Proposisi Berdasarkan Kriteria:
1. Berdasarkan bentuk : proposisi tunggal dan proposisi majemuk;
2. Berdasarkan sifatnya : proposisi kategorial dan proposisi kondisional;
3. Berdasarkan kualitas : proposisi posititif (afirmatif) dan proposisi negatif;
4. Berdasarkan kuantitas : proposisi umum (universal) dan proposisi khusus (partikular).
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :
a)
Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
• Semua petani harus bekerja keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b)
Majemuk atau jamak adalah proposisi yang
terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
• Paman bernyanyi dan menarik.
• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
• Paman bernyanyi dan menarik.
Berdasarkan
sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan
kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua harimau bukanlah singa.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua harimau bukanlah singa.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
Inferensi berasal dari kata Latin inferre
yang berarti menarik kesimpulan. Implikasi juga berasal dari bahasa Latin yaitu
dari kata implicare yang berarti
melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya,
inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari
fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu
dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri.
Untuk membuktikan suatu kebenaran, argumentasi mempergunakan
prinsip-prinsip logika sebagai telah dikemukakan diatas. Logika merupakan suatu
cabang ilmu yang berusaha menurunkan kesimpulan-kesimpulan melalui
kaidah-kaidah formal yang absah (valid). Istilah benar dan salah pertama-tama dipergunakan dalam argumentasi.
Sebaliknya, untuk logika dipergunakan istilah absah (valid) dan tak absah
(invalid). Bila semua bentuk formal yang diperlukan untuk menurunkan suatu
kesimpulan dipenuhi, maka silogisme dinyatakan absah. Bila silogisme itu absah,
maka dengan sendirinya kesimpulan yang diperoleh juga bersifat absah.
SUMBER :
Keraf Gorys, Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia, 1989.
http://nu2ges.blogspot.com/p/proposisi-term-penalaran-dan-permis.html http://bctask.blogspot.com/2011/03/pernalaran-bahasa-indonesia-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar